Minggu, 16 Januari 2011

Orang "trendy" itu Babu, dan orang "apa adanya" selalu bisa bertahan hidup dalam kondisi apapun

oke, kali ini saya beropini lagi.. :D

sekarang saya mau bahas gaya hidup orang yang sok sok-an "trendy" atau bergaya kekinian. pertama-tama saya deskripsikan terlebih dahulu salah satu contoh orang yang sok sok-an "trendy" tersebut.

setiap hari orang ini pasti mengenakan baju bagus ala "distro" masa kini yang biasanya dipakai oleh patung-patung tak bernyawa di toko-toko baju, celana jeans bermerek mungkin berharga lebih dari Rp. 100rb yang belinya di mall mall terkenal macem pim atau kelapa gading (yang padahal di tanah abang 20rban), sepatu gaul (say no to sendal jepit or crocs) paling engga convers lah, rambut bergaya ala model-model yang biasa dipampang di salon-salon yang biasanya berjudul "top collection" (kalau wanita biasanya belah tengah terus rada pirang, kalau cowo biasanya dijabrik-jabrikin pake jeli), di lengan kiri ada jam tangan dan lengan kanan ada "gegelangan".
well sampe sini sebenernya saya ga permasalahin, soalnya setiap inidividu punya gaya masing-masing dan itu hak setiap orang.
deskripsi lanjutan..
orang ini setiap jalan kemana-mana biasanya ga pernah naik angkutan umum, paling banter taksi, biasanya pada bawa mobil atau motor sendiri (walaupun beli bensin cuma sanggup buat pulang pergi jarak deket tapi tetep dipaksain demi gaya, ga peduli besok ada uang apa engga). turun kendaraan terlihat kupingnya berkabel panjang menjulur hingga ke kantong celananya (terlintas pasti terfikir, "wah itu pasti head-set nyambung ke handphone-nya.. anda salah! ternyata itu kabel nyambung ke I-pod-nya.. produk apple yang paling bergengsi seantaro bangsa ini). perhatiin detil demi detil dari jauh, eh ternyata ini orang lagi nenteng gadget bermerek Black Berry, handphone yang tiba-tiba laku cuma gara-gara ada fasilitas chatingnya, ga beda sama YM atau MSN.
celakanya dia bangga bergaya seperti itu, tapi masih bisa-bisanya dia teriak-teriak anti-amerika lewat status facebook yang dia up-date lewat bb-nya (ga sadar itu dari mulai media sampe alat ketiknya buatan amerika), anti china (ga sadar saudaranya di kampung kena bencana dan makan bantuan kemanusiaan dari China), dia bicara seakan cinta pada bangsanya (ga sadar dia melarikan uang RUPIAH keluar negeri dengan mengkonsumsi merek-merek asing).

bisa diliat, dari ujung kepala sampai ujung kaki orang itu tidak sama sekali mengkonsumsi produk dalam negerinya. "habisnya produk dalam negeri ga ada yang berkualitas dan layak digunain"- sebagai alasan. padahal kata-kata seperti itu lah yang mematikan produk dalam negeri.
pengusaha lokal kehilangan percaya diri untuk bersaing dengan pengusaha asing, barang lokal semakin tidak laku terjual karena adanya barang asing. bangkrut lah bangsa ini, jadi lah budak yang "trendy" ditanah lahir sendiri, ditanah kekuasaan sendiri. menyedihkan.

well, sekarang kita berandai-andai, kalo pemerintahan ganti haluan jadi rada sosialis..

apa jadinya kalo pemerintah ambil kebijakan isolasionis, yaitu melarang semua barang asing masuk ke indonesia. celaka lah mereka, telanjang lah mereka tak punya baju, bengong lah mereka macem sapi monyong nan ompong, tak bisa BBan tak bisa denger musik, kemana-mana jalan kaki, makan makanan warteg, minum minuman jamu gendong.
hidupnya bisa bisa berakhir dirumah sakit jiwa. dan mungkin rumah sakit jiwa bisa jadi penyedot investasi terbesar di Indonesia karena pasarnya besar (alias banyak orang gila).

beruntung lah kau yang bergaya "apa adanya", dan saya harap bertahan lah dengan bergaya seperti "apa adanya". karena "apa adanya" adalah sikap jujur yang harganya lebih mahal dari harga merek-merek nora' yang pernah ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar